SCM (Supply Chain Management)
1. SCM (Supply Chain Management) adalah konsep atau
mekanisme untuk meningkatkan produktivitas total perusahaan dalam rantai suplai
melalui optimalisasi waktu, lokasi dan aliran kuantitas bahan. (USAHAWAN NO. 02
TH XXX FEBRUARI 2001)
2. menurut
(http://id.wikipedia.org/wiki/Supply_chain_management) Manajemen Rantai Suplai
adalah koordinasi dari bahan, informasi dan arus keuangan antara perusahaan
yang berpartisipasi. Manajemen rantai suplai bisa juga berarti seluruh jenis
kegiatan komoditas dasar hingga penjualan produk akhir ke konsumen untuk
mendaur ulang produk yang sudah dipakai.
3. Supply chain Management dapat didefinisikan sebagai
sekumpulan aktifitas (dalam bentuk entitas/fasilitas) yang terlibat dalam
proses transformasi dan distribusi barang mulai dari bahan baku paling awal
dari alam sampai produk jadi pada konsumen akhir. Menyimak dari definisi ini,
maka suatu supply chain terdiri dari perusahaan yang mengangkat bahan baku dari
bumi/alam, perusahaan yang mentransformasikan bahan baku menjadi bahan setengah
jadi atau komponen, supplier bahan-bahan pendukung produk, perusahaan
perakitan, distributor, dan retailer yang menjual barang tersebut ke konsumen
akhir. Dengan definisi ini tidak jarang supply chain juga banyak diasosiasikan
dengan suatu jaringan value adding activities.
(http://baihaqi.wordpress.com/2006/12/16/supply-chain-supply-chain-management/)
Keunggulan kompetitif dari SCM adalah bagaimana ia mampu
me-manage aliran barang atau produk dalam suatu rantai supply. Dengan kata
lain, model SCM mengaplikasikan bagaimana suatu jaringan kegiatan produksi dan
distribusi dari suatu perusahaan dapat bekerja bersama-sama untuk memenuhi
tuntutan konsumen.
Tujuan utama dari SCM adalah:
1. penyerahan / pengiriman produk secara tepat waktu demi
memuaskan konsumen
2. mengurangi biaya
3. meningkatkan segala hasil dari seluruh supply chain
(bukan hanya satu perusahaan)
4. mengurangi waktu
5. memusatkan kegiatan perencanaan dan distribusi
Komponen SCM dan Teknologi
Sistem SCM memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Aliran informasi bergerak sangat cepat dan akurat antara
elemen jaringan supply chain seperti: Pabrik, Suppliers, Pusat distribusi,
Konsumen, dan sebagainya).
2. Informasi bergerak sangat cepat untuk menanggapi perpindahan
produk
3. Setiap elemen dapat mengatur dirinya
4. Terjadi integrasi dalam proses permintaan dan
penyelesaian produk
5. Kemampuan internet.
Peralatan fungsional yang dimiliki sistem SCM adalah:
· Demand management/forecasting
Perangkat peralatan dengan menggunakan teknik-teknik
peramalan secara statistik. Perangkat ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil
peramalan yang lebih akurat.
· Advanced planning and scheduling
Suatu peralatan dalam rangka menciptakan taktik perencanaan,
jangka menengah dan panjang berikut keputusan-keputusan menyangkut sumber yang
harus diambil dalam rangka melengkapi jaringan supply
· Transportation management
Suatu fungsi yang berkaitan dengan proses pendisitribusian
produk dalam supply chain
· Distribution and deployment
Suatu alat perencanaan yang menyeimbangkan dan
mengoptimalkan jaringan distribusi pada waktu yang diperlukan. Dalam hal ini,
Vendor Managed Invetory dijadikan pertimbangan dalam rangka optimalisasi.
· Production planning
Perencanaan produksi dan jadwal penjualan menggunakan taraf
yang dinamis dan teknik yang optimal.
· Available to-promise
Tanggapan yang cepat dengan mempertimbangkan alokasi,
produksi dan kapasitas transportasi serta biaya dalam keseluruhan rantai supply
.
· Supply chain modeler
Perangkat dalam bentuk model yang dapat digunakan secara
mudah guna mengarahkan serta mengontrol rantai supply. Melalui model ini,
mekanisme kerja dari konsep supply chain dapat diamati.
· Optimizer
The optimizer ibarat jantung dari sistem supply chain
management. Dalamnya terkandung: linear & integer programming, non-linear
programming, heuristics and genetic algorithm. Genetic algorithm adalah suatu
computing technology yang mampu mencari serta menghasilkan solusi terbaik atas
jutaan kemungkinan kombinasi atas setiap parameter yang digunakan
Permasalahan yang biasa terjadi pada Supply Chain Management
adalah :
1. Distribusi Konfigurasi Jaringan: Jumlah dan lokasi
supplier, fasilitas produksi, pusat distribusi ( distribution centre/D.C.),
gudang dan pelanggan.
2. Strategi Distribusi: Sentralisasi atau desentralisasi,
pengapalan langsung, Berlabuh silang, strategi menarik atau mendorong, logistik
orang ke tiga.
3. Informasi: Sistem terintregasi dan proses melalui rantai
suplai untuk membagi informasi berharga, termasuk permintaan sinyal, perkiraan,
inventaris dan transportasi dsb.
4. Manajemen Inventaris: Kuantitas dan lokasi dari
inventaris termasuk barang mentah, proses kerja, dan barang jadi.
5. Aliran dana: Mengatur syarat pembayaran dan metodologi
untuk menukar dana melewati entitas didalam rantai suplai.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Supply_chain_management)
Upaya mengintegrasikan kemampuan supply chain management dan
e-Commerce. (http://www.ebizzasia.com/0214-2004/learn,0214,01.htm)
• Information flow – klien memiliki akses terbatas
menyangkut perkembangan produk atau pesanan pelanggan dalam supply chain.
Pelanggan SerCom tergantung pada laporan yang dibuat secara manual setiap bulan
dikirim melalui faks dan e-mail. Aliran informasi menjadi sesuatu yang sangat penting
di masa datang, terutama jika dikaitkan dengan program fulfillment yang
kompleks.
• Fulfillment – ketika pesanan terus meningkat, baik jumlah
maupun kompleksitasnya, sistem yang ada sekarang ini tak lagi mampu mengatasi
berbagai kebutuhan tersebut. Pesanan dalam jumlah besar cenderung menurun,
sedang permintaannya mengikuti perkembangan kebutuhan. Saat ini, tak ada
fasilitas yang mampu memantau dan mengelola status pesanan dalam supply chain.
• Web based ordering – semua pesanan ditangani melalui EDI
(Electronic Data Interchange), faks atau telepon. SerCom perlu menyediakan
layanan pemesanan yang canggih untuk para pelanggan dan menyediakan fasilitas
ESD.
• Perpaduan antara pelanggan dan pemasok perlu terus
ditingkatkan untuk memperbaiki efisiensi dan komunikasi.
Saat ini konsumen menjadi semakin kritis, mereka menuntut
penyediaan produk secara tepat tempat, tepat waktu. Perusahaan manufaktur yang
antisipatif akan hal tersebut akan mendapatkan pelanggan sedangkan yang tidak
antisipatif akan kehilangan pelanggan. Supply chain management menjadi satu
solusi terbaik untuk memperbaiki tingkat produktivitas antara
perusahaan-perusahaan yang berbeda. (USAHAWAN NO. 02 TH XXX FEBRUARI 2001)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar